![]() |
Seorang Mahasiswa Baru (Maba) FIDKOM bertanya saat pengenalan materi integrasi keilmuan berlangsung di lantai dasar FIDKOM, Jumat, (31.8)
|
Agar tidak kaget saat kuliah, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) menyelenggarakan acara perkenalan integrasi keilmuan bagi mahasiswa baru (Maba). Menurut ketua BEM, Hairul Saleh, materi ini penting sebagai bekal bagi Maba. Acara ini diadakan di lantai dasar FIDKOM Jumat, (31/8).
Menurut Hairul, perkenalan integrasi keilmuan sangat tepat diberikan untuk Maba. Ia berharap dengan adanya materi tersebut, Maba dapat memahami kurikulum keilmuan dalam universitas Islam.
Pemateri, Murodi mengungkapkan, pengenalan integrasi keilmuan perlu bagi Maba, “Agar mereka tahu apa yang mereka lakukan ketika menjadi mahasiswa,” ujarnya. Murodi berharap, kelak mahasiswa memiliki kesadan sosial, spiritual, intelektual, serta bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan dengan amanah.
Pemateri, Murodi mengungkapkan, pengenalan integrasi keilmuan perlu bagi Maba, “Agar mereka tahu apa yang mereka lakukan ketika menjadi mahasiswa,” ujarnya. Murodi berharap, kelak mahasiswa memiliki kesadan sosial, spiritual, intelektual, serta bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan dengan amanah.
Murodi menjelaskan, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri seharusnya tidak memisahkan ilmu agama dengan ilmu umum. “Dengan pengintegrasian tersebut, itulah yang membedakan antara ilmu yang dikembangkan oleh perguruan tinggi agama dengan perguruan tinggi umum,” tambahnya. Jumat, (31/8).
Usai memberikan materi, Murodi mengeluhkan keefektifan acara. Menurutnya, tempat yang disediakan oleh BEM melebihi kapasitas jumlah Maba. “Saya yakin paling lima sampai tujuh orang yang mendengar. Saya yakin suara saya tidak terdengar jelas sampai belakang,” tuturnya.
Hairul mengakui BEM kesulitan menentukan tempat. Menurutnya, pilihan BEM sudah baik. “Jika di teater (FIDKOM) akan semakin tidak kondusif, karena Maba terlalu banyak,” katanya. Jumat (31/8).
Maba Jurusan Manajemen Dakwah, Muhammad Suhendar merasa materi yang diberikan mudah dimengerti dan penting bagi mahasiswa baru yang belajar di universitas Islam. “Cepat atau lambat kita akan menghadapi hal ini ketika masuk di perkuliahan nanti,” tuturnya. Jumat (31/8).
Menurut Maba Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Indra Gunwan, ia mengatakan tidak mengerti materi yang diberikan. “Di belakang tidak terdengar terlalu jelas, jadi saya tidak terlalu memerhatikan,” jelasya.
Maba Jurusan Jurnalistik, Rahma Sari, mengaku tidak memperhatikan materi yang disampaikan. “Saya tidak terlalu memperhatikan, tadi saya emang ngantuk” ujarnya. (Karlia, Reza)