UIN Jakarta, INSTITUT- Sebagai bentuk
antisipasi tindak asusila, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) mengadakan kegiatan
muhasabah dalam agenda OPAK. Acara tersebut sudah berlangsung selama 5 tahun
berturut-turut, kini diadakan lagi di masjid Student Center (SC) UIN Jakarta.
Acara tersebut dihadiri Dekan FSH beserta jajarannya pada Jumat (31/8).
Moh. Tohir, ketua pelaksana OPAK FSH
mengatakan, kegiatan muhasabah berawal dari kegelisahan dekan terhadap
mahasiswanya. “Mahasiswa FSH tidak cukup hanya diberikan OPAK saja, karena terdapat
kejadian tindak asusila yang sampai tercium di media nasional. Dan kenyataannya
banyak mahasiswa FSH yang melakukannya,” jelasnya.
Acara yang diadakan pada malam hari ini
bertujuan memberi bekal kepada mahasiswa agar mereka mempunyai muatan-muatan spiritual.
Dalam muhasabah tersebut mahasiswa diberi nuansa atau masukan spiritual. Dari
11 fakultas, hanya FSH yang mempunyai acara muhasabah, “mungkin fakultas lain
memiliki tapi format acaranya berbeda,” ucapnya.
Tohir menambahkan, muhasabah ialah menghitung
atau merefleksikan diri sendiri, apa yang telah kita perbuat dan berapa amal
dan dosa kita. Menurutnya, kegiatan muhasabah diadakan sebagai bentuk
antisipasi dengan memberikan pembekalan spiritual.
Dalam muhasabah tersebut, juga terdapat
acara penyaringan membaca Al-Qur’an. Penyaringan tersebut dilakukan untuk
mengetahui mahasiswa FSH siapa yang sudah bisa membaca, belum atau bahkan sudah
ahli dalam membaca Al-Qur’an.
Selain itu Tohir menjelaskan, kegiatan
muhasabah dan penyaringan baca Al-Qur’an juga digabungkan dalam OPAK.
Menurutnya, agar tidak mengganggu waktu mahasiswa pada saat perkuliahan karena
mahasiswa FSH melaksanakan kuliah hingga Sabtu.
Salah satu Maba FSH jurusan Perbandingan
Hukum (PH), Mawaddah mengatakan, dirinya belum menyiapkan mental untuk acara
muhasabah, karena pemberitahuan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF)
hanya disuruh membawa Al-Qur’an, peralatan mandi dan peralatan salat tanpa
mengetahui acara yang akan dilakukan dalam kegiatan muhasabah.
“Acara muhasabah ini merupakan bagian dari
pembelajaran, jadi saya tidak mempermasalahkan acara yang diadakan hingga malam
hari ini. Karena kita juga dilatih untuk terbiasa bagun pada malam harinya, dan
saya juga sudah dapat izin dari orang tua untuk bermalam di kampus,” katanya.
Mawaddah menambahkan, dengan diadakannya
muhasabah dirinya merasa senang karena menurutnya FSH saja yang
menyelesaikan OPAK lebih awal dibanding fakultas lain. “Jadi nggak apa-apa kalo
digabung sama kegiatan OPAK, walaupun bermalam di kampus asal selesai cepat.
Jadi saya bisa beristirahat dirumah,” tambahnya.
Berbeda dengan Miladiah, Maba FSH jurusan PH ini tidak membawa
peralatan yang sudah ditentukan dari BEM FSH. “Saya tidak membawa perlengkapan
untuk mandi dan Al-Qur’an, tetapi untuk izin orang tua sendiri saya sudah
diperbolehkan,” ucapnya. (Sri Wahyuni, Adi Nugroho)