Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Foreign Languages Assosiation (FLAT) mengadakan acara yang bertajuk The Chain of Language Creativity. Acara yang dilaksanakan di Aula Madya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini bertujuan menarik minat mahasiswa baru (maba).
Hal itu diungkapkan oleh ketua pelaksana, Ruri Gamal Paci. ”Kegiatan ini dalam rangka pengkaderisasian dan memperkenalkan FLAT, khususnya kepada maba,” katanya. Selain itu, kegiatan tersebut sebagai syarat anggota muda untuk menjadi anggota.
Acara talkshow yang diisi pemberian materi mengenai tips menerjemahkan novel, pembuatan subtitle film dan musik. Tak hanya itu, banyak karya yang dipamerkan di antaranya, translate novel,subtitle film, dan subtitle music. “Semua itu hasil karya anggota muda,” jelas Paci pada Rabu (19/9).
Pada saat materi dimulai oleh Toni, Mantan Ketua FLAT, menjelaskan, menerjemahkan novel berarti mengubah makna dari membaca, dan menerjemahkah novel jauh berbeda dengan membaca.
Ia juga memberikan kiat-kiat menerjemahkan novel yang baik dan benar. Bagi Toni, ada dua metode untuk menerjemahkan novel, yaitu harus disampaikan secara komunikatif dan diperhatiakn juga semantiknya. “Orientasi komunikatif bahasanya lebih mempertahankan pesan pada novelnya, sedangkan semantik itu lebih mempertahankan tulisannya,” jelasnya.
Kiat lainnya yaitu penerjemah harus memiliki rasa bahasa, di mana rasa tidak dengan mudah dapat dipelajari, melainkan penerjemah harus memiliki banyak pengalaman menerjemahkan, sehingga terjemahan yang dibuat sama dengan bacaan terjemah versi aslinya.
Menurut Toni, penerjemah haruslah menguasai berbagai bahasa, hal itu memudahkan saat menerjemahkan ke dalam bahasa asing. Ia juga menuturkan, seorang penerjemah harus mempunyai keakraban dengan budaya “Akan sulit apabila menerjemahkan novel tapi tidak tahu budaya,” ucap Toni.
Pengetahuan umum yang luas dan sumber referensi yang mendukung juga perlu diperhatikan dalam menerjemahkan sebuah novel, agar informasi yang didapatkan bisa dipertanggungjawabkan, tambahnya.
Tak hanya kiat-kiat, Toni juga memberikan strategi untuk menerjemahkan novel yang baik. “Pertama, read to view, cara untuk mendapatkan gambaran umum tokoh, alur, dan pesan yang tersirat. Kedua find detail information, cara bagaimana mencari informasi mengenai pengarang, dan terakhir identify problematic part untuk menandai bagian dari bagian masalah,” tutur Toni.
Sama halnya dengan Toni, Aisyah Chairina salah satu anggota FLAT menerangkan, cara pembuatan tutorial subtitle film. “Di dalam pembuatan subtitle mempunyai dua langkah, di mana subtitle hard itu sub-nya sudah menyatu dengan film dan nggak bisa diubah, sedangkan soft sub masih bisa diubah,”paparnya.
Acara tersebut disambut baik Irna Octarina, maba jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, ia mengaku senang mengikuti acara yang diadakan FLAT. “Saya sangat senang mengikuti acara ini, karena bermanfaat, apalagi dengan pemberian tips dan trik menerjemahkan novel, itu sangat membantu tugas reading saya,” tukasnya.
Senada dengan Irna, maba jurusan matematika, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Muhammad Lutfi Khaddafi, menyatakan kepuasannya terhadap materi subtitle film yang diberikan oleh FLAT. ”Tekniknya mengena. Apalagi dengan pemberian materi seperti ini, saya bisa praktekkan sendiri,” ungkap Lutfi sambil tersenyum simpul.
Kendati demikian, Lutfi sangat menyayangkan waktu yang diberikan untuk materi kurang lama. “Berhubung menjelang waktu magrib jadi cepet banget materinya. Kalau materinya menarik kenapa nggak diperpanjang waktunya,” jawab Lutfi.
Peserta yang hadir dalam acara tersebut sebanyak sekitar 170 orang. Menurut Paci hal itu di luar target pencapaian. “Rasanya wah banget, ternyata antusias mereka besar juga untuk ikut acara ini, padahal target kita hanya 120 orang.” (Nurlaela)