FITK, INSTITUT - Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) akan diselenggarakan selama 2 hari. Tanggal 31 Agustus sampai 1 September di Auditorium Prof. Harun Nasution dengan tema “Menuju Tarbiyah yang Berbudaya, Berkarakter Unggul, Kompetitif dan Profesional.”
Ketua Panitia OPAK FITK, Faiz Izzat Muttaqin mengatakan, saat ini budaya pendidikan seperti budaya membaca, bertanya dan rasa ingin tahu mulai hilang. “Dengan tema ini semoga mahasiswa baru (maba) bisa membudayakan kembali budaya membaca, bertanya dan rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan,” harapnya, Rabu (8/8).
OPAK FITK secara umum tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Ia mengatakan, atribut yang dikenakan maba bertemakan “Sarjana Muda”. “Tujuannya maba bisa merasakan menjadi sarjana, sehingga mereka pun lebih semangat kuliah,” Tambahnya
Nantinya maba akan memakai topi toga, penutup dada, tas kardus, dan membawa botol air minum. Atribut yang digunakan haruslah berwarna warna hijau, sebagai simbol dan tradisi FITK.
Senada dengan Faiz, Pembantu Dekan (Pudek III) Bidang Kemahasiswaan Muhbib Abdul Wahab mengatakan tidak ada perbedaan yang menonjol. Substansinya masih sama hanya nomenklatur nama yang berbeda, Tahun lalu bernama Orientasi Akademik dan Kebangsaan (OAK). “Untuk tahun ini, mulai digugat atas dasar apa namanya OAK,” jelas Muhbib.
Menurutnya, tahun ini nama orientasinya kembali pada keputusan Kementerian Agama (Kemenag) dan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) yaitu Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK).
Muhbib menambahkan, tahun ini mahasiswa baru FITK yang akan mengikuti OPAK prediksinya sekitar 1000 orang. Menurutnya, tahun lalu saja mahasiswa baru FITK sekitar 954 orang.
Sejak Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) dinonaktifkan, orientasi maaba hanya dilakukan di tingkat fakultas dan jurusan. Peran mahasiswa pun dalam kegiatan OPAK hanya sebagai pelaksana teknis. Muhbib menjelaskan, meskipun tidak ada OPAK tingkat universitas, tapi universitas memberikan bahan presentasi berupa dokumenter yang akan menjelaskan UIN Jakarta itu seperti apa.
Faiz menjelaskan, sejauh ini dalam setiap rapat dengan Dekan dan Pudek, konsep yang dijalankan adalah konsep dari mahasiswa. “Tapi, kami juga berusaha agar mahasiswa bisa menangani keuangan, terutama konsumsi,” jelasnya.
Faiz berharap, OPAK bukan ajang formalitas untuk dapat sertifikat sebagai syarat wisuda. Tapi, sebagai ajang maba untuk lebih mengenal kampusnya dan menambah teman baru dari jurusan lain.
Menurut Faiz, OPAK FITK akan sedikit berbeda, bukan hanya berisi materi-materi. “Nanti akan ada OPAK Talent, ajang kreasi dan kreativitas para peserta beserta kelompoknya,” ujarnya.
“Dengan adanya OPAK Talent ini bisa terjalin komunikasi dan interaksi antar kelompok para mahasiswa baru,” harapnya.
Kegiatan OPAK ini disambut baik oleh maba Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Apriani Alpaujiah. Menurutnya, atribut yang digunakan sesuai dengan fakultasnya, yaitu pendidikan. “Walaupun atributnya agak ribet namun membuat kreatif,” ujarnya. (Anastasia Tovita)