Judul: Jejak Pemikiran B.J. Habibie: Peradaban Teknologi Untuk
Kemandirian Bangsa
Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie
Penerbit: Mizan Pustaka
Isi: 350 halaman
Terbit: I, November 2010
ISBN: 978-979-433-605-2
“Bila kita berbicara tentang
teknologi canggih, bukan teknologi canggih yang kita kejar. Salah kalau dikira
bahwa saya sebagai seorang insinyur kebetulan ahli konstruksi pesawat terbang
hanya cinta teknologi canggih.
Karena itu, apakah lantas hanya
teknologi canggih yang ingin dikembangkan, dan hanya itu yang disasari untuk
pembangunan bangsa? Itu tidak benar, yang saya sasari adalah proses nilai
tambah”.
Masa
bakti Bacharuddin Jusuf Habibie di Indonesia memang telah berakhir, namun
hingga kini figur dan pemikirannya masih dikenal oleh berbagai
kalangan.Berbicara sosok yang mampu membuat Indonesia memiliki pesawat terbang
sendiri ini, berbicara pula tentang pemikiran genius dan teknologi, seperti
pada buku Jejak Pemikiran B.J. Habibie: Peradaban Teknologi Untuk Kemandirian
Bangsa.
Buku ini merupakan representasi
dari gagasan-gagasan Habibie selama menjabat sebagai Menteri Riset dan
Teknologi (Menristek). Tak terbatas hanya pada pemikiran, Habibie juga mampu
merealisasikannya sebagai pengabdian untuk bangsa.
Dalam buku ini dijelaskan,
teknologi berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Terlebih jika yang
dibicarakan adalah pembangunan di bidang industri. Industri tanpa teknologi
adalah omong kosong, dan teknologi tanpa industri ibarat menempatkan air di tempat
berlubang.
Lebih jauh lagi, Habibie juga
memaparkan pembangunan erat kaitannya dengan sistem perekonomian. Menurut hasil
kajiannya, B.J Habibie melalui buku ini mengatakan bahwa perekonomian yang
dikelola secara baik adalah perekonomian di mana nilai tambahnya selalu lebih
tinggi daripada biaya tambah.
Untuk mewujudkan sistem
perekonomian seperti itu, B.J Habibie mengutarakan, pengelolaan dibidang
industri membutuhkan peran teknologi. Negara-negara yang terkenal karena
industrinya berhasil membuktikan bahwa teknologilah yang membantu mereka.
Karenanya, dalam buku ini, B.J
Habibie juga mengatakan, pengembangan ilmu pengetahuan untuk pembangunan guna
mencapai sistem perekonomian yang berdaya saing internasional sangatlah
diperlukan. Dengan adanya alat-alat berteknologi tinggi, industri yang
menghasilkan produk-produk berkualitas secara efesienpun akan terwujud.
Tak hanya untuk alat-alat untuk
industri, teknologi juga dapat diterapkan untuk pembangunan di bidang
pertanian. Sehingga, ketika pembangunan industri mulai berkembang,
Indonesia tidak perlu kehilangan jati dirinya sebagai negara agraris.
Buku yang berisikan 350 halaman
ini juga menerangkan, pengembangan teknologi tidaklah semata hanya untuk
memperoleh nilai tambah dalam industri. Arti penting lainnya adalah untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.Dengan perpaduan industri
berdaya saing internasional, sistem perekonomian yang efesien dan SDM yang
berkompetetif, pelan tapi pasti, menurut Habibie, Indonesia akan mampu
menunjukan eksistensinya di kancah dunia.
Terdiri dari 19 bab, buku yang
disunting oleh Andi Makmur Makka ini merujuk pada pidato, makalah, dan
pengarahan lisan Habibie selama menjabat sebagai Menristek.
Meski begitu, pemaparan dalam
buku ini tidak disampaikan dengan bahasa yang ringan. Adanya table dan gambar
yang bertujuan untuk mempertajam penjelasan, justru terkadang membuat pembaca
semakin bingung. Selain itu, penulisan kalimat yang tidak simple juga tidak
jarang memaksa pembaca untuk membaca ulang agar dapat mengerti.
Memang telah
banyak buku yang membahas mengenai B.J Habibie, namun dalam buku ini hanya
menelisik pemikirannya selama menjabat selama menjabat sebagai menteri di zaman
orde baru saja.
Adapun maksud terdalam kehadiran
buku ini hanya penulis yang mengetahuinya. Apakah untuk menyindir pemerintahan
saat ini akan betapa pentingnya teknologi untuk pembngunan. Atau, untuk
mewariskan pemikiran Habibie untuk generasi selanjutnya. Namun, yang pasti buku
ini dapat menambah khazanah bacaan untuk bangsa. (Siti Ulfah
Nurjanah)