Lima patung wanita berbalut kebaya keperakan dan bunga baja di dada tegak berdiri di antara alunan musik keroncong khas Jawa. Dengan simbol tank, pistol, dan tengkorak yang menghiasi di beberapa bagian, 'wanita-wanita' bertajuk Armors for Soul itu seolah ingin bercerita tentang kekerasan dan perang di masanya.
Tepat di depan pintu masuk ruang pameran Galeri Nasional, patung karya Sri Astari Rasjid tersebut seakan menyambut para pengunjung pameran seni Karya Sang Juara. Bersama lima puluhan karya pemenang The Indonesian Art Award tahun 1994-2010 lainnya, karya seni pilihan tersebut dipamerkan Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI).
Tak hanya patung, dinding-dinding ruang pameran berdesain minimalis modern itu juga dihiasi puluhan karya lukis dan seni instalasi. Tengoklah senyum Pak Harto dalam lukisan The Smiling General. Usapan kuas hasil tangan Soenaryo tersebut melukiskan sosok Soeharto dengan tatapan matanya yang seolah awas ke seluruh penjuru ruangan.
Seperti yang dirasakan Rahendra, salah satu penikmat pameran yang juga anggota YSRI, lukisan Pak Harto yang menjadi koleksi pribadi keluarga Cendana itu mampu mengesankan kesigapan dan kewaspadaan presiden kedua Indonesia tersebut. "“Tatapan Pak Harto mengingatkan saya dengan gaya berpidatonya yang memandang ke segala arah,"” ujarnya.
Ada pula Master of Puppet karya Cucu Rukhiyat. Lukisan yang memenangkan Indonesian Art Award tahun 2003 itu menggambarkan penguasa yang dengan mudah mengendalikan apa saja, termasuk kehidupan rakyat kecil.
Cucu menggambarkan para penguasa yang mempermainkan dan mengeruk keuntungan dari orang kecil dengan simbol orang berbadan besar yang tampak asyik menarik-ulur dua sosok berbadan jauh lebih kecil . Ikan-ikan terjerat benang di tangan orang-orang kecil itu seakan melambangkan keuntungan yang hendak diambil si besar darinya.
Seni patung yang berjudul Duduk bersama Gusdur menjadi salah satu karya favorit dalam acara pameran ini. Dengan bentuk tiga dimensi yang berskala 1:1, patung tersebut sangat menyerupai sosok Gusdur yang sederhana dalam setelan kaos dan celana pendek khas rumah lengkap dengan selopnya.
Seperti yang dikatakan Kamaludin, salah satu pengunjung pameran, dengan disediakannya kursi panjang yang diduduki 'Gusdur' buatan Wilman Syahnur ini, para pengunjung pun dapat turut duduk di samping patung sang mantan presiden sambil berfoto hingga 27 Juli. (Nida Ilyas)