UIN Jakarta, INSTITUT – Herni Ali selaku Pembantu Dekan (Pudek) Bidang Kemahasiswaan FEB memberikan pembekalan kepada mahasiswa yang hendak melaksanakan Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT). Pembekalan tersebut dilaksanakan di teater lantai 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah, Jumat (29/6).
Herni Ali menjelaskan beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam proses KKSBT nanti. Di antaranya hal-hal yang terkait KKSBT luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Poin kedua yaitu pembagian kelompok dalam melaksanakan KKSBT, dan terakhir, ia mengharapkan tidak adanya mahasiswa yang keliru terhadap pelaksanaan KKSBT.
Pelaksanaan KKSBT luar Jabodetabek, menurut Herni, itu sudah menjadi tanggung jawab mahasiswa masing-masing, bukan lagi menjadi urusan fakultas.”Saya tidak ingin mendengar mahasiswa yang mengeluhkan fakultas tidak membiayai. ”Fakultas hanya berperan menyiasati saja, jelas Herni.
Ia juga menambahkan poin lainnya ialah masalah pembagian kelompok, seharusnya pembagian kelompok untuk KKSBT tidak boleh lebih dari 4 sampai 5 kelompok dalam satu perusahaan, karena dalam satu tempat kerja yang dituju seperti UMKM, BMT dan Koperasi, harus mempunyai delapan orang karyawan.”Agar semuanya bisa mengelola bagiannya masing-masing,”ungkap Herni.
Herni mengatakan, tujuan KKSBT ialah agar mahasiswa mengetahui dunia kerja nyata. “Kadang-kadang antara teori dan praktik lapangan itu kan berbeda,” katanya, Jumat (29/6).
Senada dengan Herni, ketua Career Office Amir Syarifudin, mengatakan tujuan KKSBT untuk mengaplikasikan materi yang didapatkan, serta dapat dimanfaatkannya. Ia berharap agar mahasiswa mengetahui bagaimana kiat pemasaran produk.
Menanggapi kekeliruan mahasiswa perihal pelaksanaan KKSBT, Herni menuturkan masih banyak sekali mahasiswa yang keliru saat meminta panduan.”Sebaiknya mahasiswa yang ingin menanyakan panduan KKSBT langsung saja tanyakan ke Career Office,” jawabnya santai.
Herni menambahkan, pelaksaan KKSBT yang bertepatan dengan Semester Pendek (SP), dimaksudkan agar mahasiswanya dapat menjalaninya dengan fleksibel. “Jadi silahkan Anda menyiasati, kalau memang bisa dipermudah kenapa harus dipersulit,” ujarnya.
Herni juga mengakui, pelaksanaan KKSBT saat ini masih banyak kekurangan, terutama tidak adanya buku pedoman. “Jujur saya katakan memang kurangnya persiapan karena ini masih masa transisi kepengurusan,” tutur Herni.
M. Nur Firdaus Rahman mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis mengakui, secara teori sudah mencakup semuanya namun masih kurang dalam teknis lapangan. “Tidak semudah itu untuk bekerja di lapangan apalagi untuk mengurusi keuangan. Tahapan-tahapan seperti ini yang tidak diberikan pada saat pembekalan KKSBT,” ungkapnya, Kamis (5/7). (Nurlaela)