Pagelaran konser baik asing maupun lokal di Ibukota semakin
menjamur. Dalam sebulan rata-rata ada lima hingga sepuluh konser yang digelar.
Angka itu belum termasuk konser yang didatangkan khusus promotor ternama.
Namun, dari kebanyakan konser yang
digelar hanya mengusung musik-musik bergenre Pop, Jazz, Rock, atau K-Pop yang
sedang digemari di tanah air. Sedikit sekali konser yang mengusung musik dengan
komposisi yang memiliki keindahan serta intelektual tinggi. Seperti musik
klasik Simfoni mozart, Johan Sebastian Bach, dan karya musisi lainnya pada abad
20 saat ini sudah mulai ditinggalkan pendengaranya karena dianggap kuno.
Oleh kerena itu, KMM Riak menggelar
Komposi Musik Progeni (KOSMOGENI) yang bertajuk Classic Castle untuk
mempertahankan musik klasik. KMM Riak memang kerap megusung tema-tema klasik,
KOSMOGENI 1 Classic New Custom dan KOSMOGENI 2 The Gate of Classical
Era.
“Musik klasik ini sangatberbeda
dengan musik bergenre lainnya. Selain itu musik klasik juga memiliki banyak
manfaat jika dikaitkan dengan perkembangan intelektual manusia,” papar Gustia
Rahma, Ketua Pelaksana KOSMOGENI 3.
Mereka membuka penampilan dengan
musik Air On A G String dengan karakter musik yang sedikit keras ditandai
gebukan drum yang menggebu. Selain musik klasik yang terdengar sedikit keras
ada pula musik beralunan lembut, Speak Sofly Love dan Dies Irae, musik energik
yang mampu membuat penonton menyatu dalam acara tersebut.
Rentetan bunyi dari maisng-masing
alat musik melebur jadi satu. irama yang bersemangat turut mengundang tepuk
tanggan penonton yang datang. Suasana pun semakin meriah. Terbukti memang animo
penikmat musik ini cukup kuat, pengaruh musik klasik malam pagelaran KOSMOGENI
3 seakan merasuki jiwa para penonton.
Setelah membewakan lagu-lagu
tersebut, mereka juga menampilkan solo performe. Masing-masing membawakan musik
klasik dengan baik nan memukau, hingga membuat penonton terpaku pada penampilan
mereka.
Suasana di Aula student senter SC
saat itu semakin meriah ketika disuguhi penampilan teater komedi yang
dipersembahkan oleh Teater Syahid. Teater berkonsep sebuah kerajaan itu
membuat suasana semakin kental dengan aroma klasik.
“Kami mencoba menampilkan teater di
sela-sela pertunjukan musik supaya penonton juga tidak bosan,” ucap Gustia
dengan ramah. ia memaparkan, tujuan panggung KOSMOGENI merupakan ajang
pembuktian musikalitas calon anggota KMM RIAK sebagai tahap yang harus dilewati
dari calon anggota menjadi anggota.
Meski begitu, acara ini disambut
baik oleh penonton kala itu, salah satu yang ikut terhanyut dalam suasana
klasik adalah Fitri Indrayati. Menurutnya, acara yang ditampilkan sangat bagus
dan temanya pun cukup menarik serta berani melawan arus dengan kondisi saat
ini. “Jarang banget yang bikin konser klasik. Kebanyakan konser-konser yang
sudah kekinian,” jelasnya diiringi senyuman manis. Ia menambahkan, walaupun
temanya klasik yang selalu berimage membosankan, tapi mereka bisa mengemasnya
dengan baik. “Gue sangat menikmati dan tidak membosankan,” Sabtu, (30/6). (Nur
Azizah)