Jakarta,
INSTITUT-Sebanyak 137 karya berupa lukisan, fotografi, patung, seni instalasi,
dan griya kontemporer dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia Jakarta. Pameran
yang bertema Jatim Art Now #1 ini diselenggarakan oleh perupa-perupa asal Jawa
Timur.
Pameran yang
diselenggarakan oleh Rumah Data dan Informasi Seni Visual Jawa Timur ini
berlangsung sejak 22 Juni. Pameran ini
juga merupakan agenda roadshow para seniman Jawa Timur, setelah di Jakarta
mereka akan melanjutkan ke Bandung,
Yogja, Semarang, Bali, dan berakhir di Surabaya Agustus 2013.
Pameran
dengan subtema Eksplosi Keragaman ini merupakan pameran pertama yang dilakukan
oleh seniman-seniman asal Jawa Timur. Acara ini juga bekerja sama dengan Galeri
Nasional Indonesia dan di backup oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
Ketua Pameran
Ivan Hariyanto menuturkan, para perupa pada pameran Jatim Art Now berasal dari
19 kota dan kabupaten Jawa Timur. Dengan seleksi yang ketat Jatim Art now
berusaha menampilkan karya-karya terbaik seniman Jawa Timur. Ia juga
mengatakan, digelarnya Jatim Art Now juga untuk mengenalkan karya seniman Jawa
Timur.
Menurutnya,
perkembangan seni rupa Jawa Timur saat ini sangat pesat. Di mana di setiap kota
dan kabupaten terdapat talenta-talenta seni. “Jatim Art Now adalah wadah bagi
perupa-perupa Jawa Timur,” ujarnya kamis (5/6). Ia menambahkan, Jawa Timur juga
salah satu titik terpenting seni rupa di Tanah Air. “Selama ini kan yang
terdengar hanya Bali, Yogya, Bandung, dan Jakarta,” ucapnya
Tutus Prayogo
perupa asal Surabaya mengatakan, pameran ini sangat menarik. Tapi menurutnya, terlalu banyak
karya yang ditampilkan sehingga membuat para pengunjung bingung. “Banyak nggak
apa-apa tapi jangan terlalu banyak,” ungkapnya, Kamis (5/6).
Seperti yang
dikutip NRMnews- tampak kebebasan
berekspresi dari masing-masing perupa seni tertuang di dalam karya-karya yang
dipamerkan. Tiap-tiap seniman memiliki cirinya masing-masing. Hal ini yang
membuat daya tarik lebih dari Jatim Art Now #1 ini.
Seperti karya
Ars Dewo Depe yang menampilkan hasil karya seni dari bahan rambut dengan judul
Seni Instalasi dengan Media Rambut. Ia
memandang rambut adalah salah satu bagian dari tubuh manusia yang tidak dapat
hancur selain Tulang.
Dan sebagai
pembuat dan designer wig atau rambut palsu, maka Ars Dewo terinspirasi untuk
membuat karya seni dari rambut. Dengan tetap melihat kenyataan yang ada,
pameran ini merupakan penyadaran kembali akan nilai-nilai seni yang kritis.
Karya Seni
perlu dimaknai, ditafsir, dibincangkan melalui rupa-rupa pendekatan, agar karya
seni itu tidak hanya berhenti sebagai artefak yang mati, diam dan tak tersentuh
medan perdebatan makna. Perupa hendaknya menyadari bahwa dunia seni rupa
sekarang menghendaki lebih dari itu. Termasuk kesadarannya dalam tata gaul
global, antara lain juga termasuk dengan art marketnya, demikian ujar Djuli
Djatiprambudi. (Sayid Muarief)