Saat
ini terjadi perubahan tendensi di dalam dunia jurnalistik Indonesia. Seiring
berjalannya waktu, pers Indonesia pun bergulat dan terhanyut dalam pusaran arah
jaman. Terbukti dengan terkikisnya independensi pers yang dulu menjadi alat
perlawanan bangsa, kini teredam dengan kepemilikannya oleh sejumlah penguasa
serta pemilik modal.
Hal ini dituturkan
oleh Ardinanda Sinulingga, Aktivis Indonesia Media Watch (IMW) dalam diskusi
santai bertema “Hegemoni Pemodal Terhadap Pers di Indonesia” di Lapangan
belakang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta, Kamis (28/6).
Ardinanda
mengatakan, independensi pers harus diselamatkan, mengingat saat ini
kecenderungan pers akan sebuah pemberitaan telah bergeser. Kepemilikan modal
telah memengaruhi keobjektifan pemberitaan serta isu yang disampaikan kepada
masyarakat. Tidak jarang media terkesan terlalu membesar-besarkan atau bahkan
menutupi suatu peristiwa tergantung dengan kepentingan penguasa yang
memilikinya.
Menurutnya,
kini media kerap menggiring opini masyarakat ke arah yang diputarbalikan dari
fakta yang terjadi. Hal ini terjadi mengingat banyaknya pengusaha media yang
mengedepankan kepentingan politik mereka.
“Seperti
yang terjadi saat ini. Media dengan mudahnya menghakimi sesuatu dan
melemparkannya kepada masyarakat. Bagaimana tidak, seorang yang tidak korupsi
saja, saat ini dapat dihakimi korupsi oleh media massa,” tutur Ardinanda.
Ia
menuturkan, guna mengatasi peliknya permasalahan ini, diperlukan seluruh
kekuatan untuk bersama dalam menanganinya, termasuk kontribusi mahasiswa di
dalamnya. Menurutnya, saat ini mahasiswa memiliki kesempatan besar untuk
kembali merengkuh independensi pers yang dulu pernah diraih oleh pers
Indonesia.
“Mahasiswa
memiliki kesempatan besar untuk memberitakan sesuatu secara objektif tanpa
terikat dengan kepentingan politik manapun,” ujarnya.
Mira
Ayu Pratiwi, seorang aktivis Indonesia Media Watch yang juga menjadi pembicara
dalam diskusi ini, menambahkan, dalam rangka menggerakan dan membangun sebuah
independensi pers melalui mahasiswa, pihak IMW bertandang ke berbagai kampus
yang ada di Indonesia demi membangun mahasiswa untuk lebih cerdas menyikapi
pers saat ini yang sarat kepentingan politik
Rajif Amar Kahfi,
mahasiswa semester 6, Jurusan Hubungan Internasional (HI), FISIP, yang menjadi
peserta diskusi, mengutarakan, diskusi ini baik karena bersifat mengajak
mahasiswa untuk bersikap kritis dalam menilai media di Indonesia yang cenderung
telah terpolitisasi. (Adea Fitriana)