UIN Jakarta, INSTITUT– Seiring perkembangan zaman, hijab (jilbab) tidak hanya memiliki makna sebagai penutup aurat, namun juga sebagai tren fashion agar tidak terkesan monoton. Segala pernak-pernik dan aksesoris telah menjadi bagian untuk menunjang penampilan. “ UIN Jakarta lama-kelamaan berubah menjadi kampus model, seperti ajang catwalk,” tutur Dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Devi Yusnita, Senin (25/6).
Sayangnya, hijab modern yang terkesan fleksibel dan mudah dikombinasikan dengan berbagai busana, menciptakan kesenjangan antara perempuan yang memakai jilbab besar dan perempuan yang memakai jilbab modis. “Kampus pun menjadi ajang fashion show. Terbukti, dengan adanya beauty class yang bekerjasama dengan sponsor-sponsor kosmetik,” tambahnya.
Di sisi lain, mahasiswa Jurusan Psikologi Qonita Al-Jundiyah menuturkan, fashion adalah sesuatu yang unik dan berguna untuk mempercantik diri. “Fashion berguna untuk mahasiswi UIN agar semakin percaya diri,” paparnya, Senin (25/6).
Ia menambahkan, ia tidak setuju jika para hijabers disebut pemberi kesan berlebihan dan heboh kampus UIN Jakarta. “Kami hanya memberi kesan heboh jika ada event tertentu, seperti UFF (UIN Fashion Fair). Kalau orang-orang mengatakan sebagai ajang catwalk, mungkin mereka melihat kami berjalan bergerombol, sehingga terkesan seperti ajang fashion show,” katanya.
Di sisi lain, mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, Acelya Kencana Putri mengatakan, hijab saat ini sudah menjadi pakaian modis untuk kaum perempuan. “Hijab tidak lagi dipandang sebagai penghambat pergaulan seseorang atau menjadi penghalang untuk tampil cantik. Apalagi semenjak adanya inovasi-inovasi dalam berjilbab, wanita sekarang jadi berlomba tampil cantik dengan hijabnya,” ujarnya, Rabu (4/7).
Acelya menambahkan, di satu sisi, hijab itu bagus sebagai syiar berhijab itu cantik, tetapi ketika berhijab menjadi suatu mode, tanpa sadar esensi hijab justru terabaikan. “Dengan kondisi sekarang, kalau wanita pakai hijabnya terlalu modis dan cantik, apakah masih bisa melindungi diri dari pandangan dan akal para laki-laki ? Itulah salah satu ironi. Hijab menjadi mode, namun belum dibarengi dengan kesadaran utuh tentang makna hijab itu sendiri,“ tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Devi menuturkan, mahasiswi yang hendak menuntut ilmu ke kampus sebaiknya berpakaian sewajarnya. “Sebagai mahasiswa, pakailah pakaian yang simpel. Jangan seperti orang yang hendak ke kantor atau ke konser,” kata Devi.
Devi kembali menuturkan, “Wanita yang menghargai dirinya sendiri adalah wanita yang menutup auratnya,” tandasnya, Senin (25/6). (Anastasia Tovita)