Mahasiswa
yang tergabung dalam Himpunan English letters Peduli (HELP) mengadakan bakti sosial
(Baksos) di Jalan Arya Putra Kedaung sebagai media untuk memfasilitasi semangat
anak-anak setempat dalam belajar, Kamis (19/7).
Hal tersebut
diungkapkan Ade Dwi Septian, ketua panitia baksos, menurutnya, acara baksos ini
berangkat dari kepeduliannya terhadap sesama yang kurang mampu. Terlebih
anak-anak di Jalan Arya Putra Kedaung yang memang mempunyai semangat besar untuk
belajar.
Ade melanjutkan,
sebagian besar panitia cukup kesulitan dalam komunikasi. Karena, sebagian besar
anak di kampung tersebut menggunakan Bahasa Jawa, tapi belum bisa berbahasa Indonesia.
“Dari total 17 anak hanya 3 anak yang bersekolah,” ucapnya.
Atas
dasar itu, ia dan teman-temannya tergerak untuk mengadakan baksos di kampung
ini. Tujuannya agar anak-anak yang mayoritas orang tuanya bekerja sebagai
pemulung ini, bisa membaca, berbahasa Indonesia, dan yang pasti meningkatkan
edukasi mereka.
Tak
hanya itu, ia juga mengatakan, sambutan warga dan anak-anak sangat baik dan
antusias. Terlihat dari keramahan dan minat mereka untuk belajar. “Sebab baksos ini, baru pertama kali
diselenggarakan di kampung yang tak jauh dari Pasar Ciputat itu”.
Ade
berharap acara ini bisa berkelanjutan, meskipun tidak di naungi atas nama
fakultas atau jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (BSI). Tapi, ia dan seluruh panitia yang lain siap
untuk membantu dan mengabdi.
Sementara
itu, Sulthan Hasibuan, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) Bahasa
dan Sastra Inggris (BSI), menjelaskan, baksos ini merupakan salah satu program
kerja (proker) di dalam kepengurusannya.
Tujuannya
untuk meningkatkan taraf pendidikan anak-anak yang kurang mampu. Tak hanya itu,
ia dan seluruh panitia juga akan memberikan sumbangan yang bersifat moril dan
materil. “Sumbangan tersebut akan diberikan di Kedaung (23/7), sekaligus
menutup acara baksos yang berlangsung sejak (2/7) itu.
“Mudah-mudahan
lewat baksos ini, mahasiswa BSI mendapat pengalaman dalam belajar mengajar. Baksos
ini juga merupakan pengaktualisasian dari Tridharma , yaitu pendidikan
pengajaran, pengabdian masyarakat, dan penelitian. Ujar pria bersuara bass
tersebut.
Darti,
salah satu orang tua anak mengatakan, keberadaan baksos ini sangat bagus dan
cukup membantu anak-anak dalam belajar, apalagi bagi mereka yang tidak bisa
mengenyam pendidikan formal. “saya harap baksos ini bisa berkelanjutan. Karena
sekarang itu, biaya sekolah mahal,” tutur perempuan yang berasal dari Tegal
itu.
Hal
serupa diungkapkan Dapan, salah satu orang tua anak. Menurut pria berambut
gondrong ini, ia sangat bersyukur dengan adanya baksos ini, karena anak-anak
bisa mendapatkan pelajaran. “Sejauh ini, belum ada perhatian dari pemerintah perihal
nasib pendidikan anak-anak mereka,” ungkapnya.