Pembicara workshop International Schoolarship menyampaikan materi di aula madya UIN Jakarta
|
UIN Jakarta, INSTITUT- Jika ada kemauan pasti ada jalan. Pepatah itulah yang harus menjadi penyemangat kita dalam menggapai keinginan dan cita-cita. Terutama menggapai impian sekolah ke luar negeri.
Itulah yang dikatakan Piet H. Khaidir, salah satu pembicara dalam Workshop International Schoolarship, di Aula Madya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jumat (8/6). Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Koperasi Mahasiswa (Kopma) dan Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM).
Acara ini dihadiri oleh Andi Faisal Bakti, Sutresna Wati, dan Piet H. Khaidir sebagai pembicara. Andi Faisal dan Piet Khaidir memiliki pengalaman kuliah di luar negeri, sedangkan Sutresna Wati perwakilan dari Kemendiknas, dalam bidang sosialisasi program Beasiswa Unggulan.
Khaidir menjelaskan, kuliah di luar negeri merupakan pengalaman yang sangat berharga, walaupun mendapatkan beasiswa tidak mudah, itu bukan alasan untuk menghentikan kita.
Ia memaparkan beberapa hal yang harus diperhatikan, jika ingin dapat beasiswa ke luar negeri. “Yaitu eligibility, networking dan leadership, dan kemampuan bahasa,” imbuhnya.
Eligibility merupakan persyaratan yang harus dipenuhi para pendaftar beasiswa. Leadership dan networking artinya, pengalaman kita berorganisasi dan jaringan yang kita miliki. Terakhir kemampuan bahasa yang harus dimiliki pendaftar beasiswa.
Khaidir menambahkan, bidang studi yang kita pilih juga harus sesuai dengan kemampuan dan bidang studi kita. “Jika sudah memenuhi syarat, peluang terbuka besar untuk kita,” tambahnya.
Pembicara selanjutnya Andi mejelaskan, banyak program beasiswa international yang tersedia, diantaranya adalah program beasiswa Fullbright dari Amerika, CIDA dari Canada, British Council dari Inggris, DAAD dari Jerman, INIS dari Belanda, ADS dari Australi, dan masih banyak lagi.
Andi menambahkan, persyaratan-persyaratan yang diminta oleh setiap lembaga berbeda-beda. Persyaratan yang selalu ada adalah nialai Test of English Foreign Language (TOEFL). “Itu sebabnya sangat penting untuk kita belajar bahasa asing, terutama bahasa inggris,” ujarnya.
Setelah mengenal program beasiswa luar negeri, Sutresna menjabarkan program beasiswa yang diberikan dari Kemendiknas yaitu program Beasiswa Unggulam. Program ini ditujukan bagi seluruh rakyat Indonesia yang berprestasi atau yang unggul dalam bidang akademik maupun dalam bidang non-akademik.
Bidang non-akademik diantarnya penulis, wartawan, olahragawan, tokoh, dan peneliti. Dengan sosialisasi program ini, Sutresna berharap dapat memberikan jalan bagi mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta yang ingin meneruskan studinya, baik di dalam maupun di luar negeri.
Khaidir pun menyatakan antusiansme mahasiswa perlu dibangun dengan diadakannya acara ini. Tapi, mahasiswa juga seharusnya lebih proaktif dalam mencari informasi tentang beasiswa tersebut.
Ketua panitia workshop, Puti Hasanatu Sya’diah, mengatakan tujuan diadakannya acara ini memang untuk meningkatkan kembali semangat mahasiswa, agar dapat belajar ke luar negeri.
Ats-tsauratul Maimanah, salah satu peserta Workshop, merasa senang setelah mengikuti acara ini. “Sangat membatu kami sebagai mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri,” tuturya. (Nida Ilyas)