![]() |
Suasana belajar mengajar Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris di luar Aula Student Center, Selasa (12/6) |
UIN
Jakarta, INSTITUT- Pelaksanaan Seleksi Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada selasa (12/06) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta membuat semua kelas terpakai. Ini
menyebabkan mahasiswa kelas C semester 4 Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
(BSI) terpaksa melakukan perkulihan tambahan mereka di luar Aula Student Center
(SC).
Menurut
Maria Ulfa, dosen yang memberi perkuliahan pada hari itu, ia harus memberi
perkuliahan tambahan pada kelas tersebut, karena ada beberapa jadwal kuliah
mereka yang digunakan untuk kegiatan jurusan, seperti rangkaian acara BSI
Anniversary (hari jadi BSI) dan kuliah umum.
Karena ada beberapa pertemuaan
yang belum terpenuhi, maka hari yang bertepatan dengan pelaksanaan SNMPTN harus
digunakan. “Ada materi-materi yang harus saya jelaskan agar mahasiswa mengerti,
jadi harus ada tatap muka,” jelasnya.
Ia juga
menambahkan, area di luar aula SC dipilih karena tempat itu jauh dari ruang
kelas, sehingga tidak akan mengganggu pelaksanaan SNMPTN. Selain
itu, metode perkuliahan yang ia gunakan saat itu adalah ceramah dan diskusi,
jadi media Liquid Crystal Display (LCD) tidak terlalu dibutuhkan.
“Lagi pula, belajar itu kan
tidak mesti di ruang kelas, tidak mesti ada kursi dan meja, belajar itu bisa di
mana saja,” ucapnya sambil tersenyum.
Namun,
bagi Yusron Amelia, mahasiswi Semester 4 Jurusan BSI, yang mengikuti
perkuliahan itu menilai perkuliahan tambahan tersebut terkesan dipaksakan
karena diadakan bertepatan saat tidak ada kelas, akibat adanya pelaksanaan
SNMPTN. “Tapi ya, gimana lagi, kalau nggak kuliah, entar SKS-nya nggak
terpenuhi,” paparnya.
Mahasiswi lainnya, Klara Saras
Tiana, juga menilai, perkulihan di luar kelas yang diikutinya itu kurang
efektif. “Soalnya banyak suara gaduh dan banyak orang lewat,” ucapnya.
Tetapi, menurutnya, perkuliahan
tambahan waktu itu memang perlu dilaksanakan, “Ini kan mata kuliah literature,
termasuk mata kuliah penting, jadi kalau ada materi yang tertinggal bisa fatal
akibatnya,” tambahnya.
Teman sekelas mereka, Ahmad
Yusuf juga memaklumi adanya perkuliahan tambahan tersebut.”Kan ada BSI
Anniversary, jadi konsekuensinya ya harus masuk pas minggu tekun. Lagi pula mau
di kelas atau di luar juga sama saja,” tuturnya santai.
Ia juga menambahkan,
perkuliahan yang dilaksanakan di luar kelas tersebut, memberi pengalaman
tersendiri baginya. “Enak juga sih belajar di luar, soalnya kan banyak angin,
jadi nggak panas, terus bisa selonjoran,” jelasnya sambil tertawa. (Siti
Ulfah Nurjanah)