UIN JAKARTA, INSTITUT- Pada 4-10 Juli mendatang, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) akan ikut serta dalam Festival Paduan Suara (FPS) XIII yang diadakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), dan berselang sepuluh hari, mereka akan terbang ke Thailand. Untuk mengikuti dua kegiatan tersebut, PSM membutuhkan dana minimal Rp200.000.000.
Ketua PSM, Dimas Yediya Satria Adiguna, mengatakan, dana tersebut digunakan untuk kebutuhan artistik dan manajerial PSM selama beberapa minggu di Bandung dan Pattaya Thailand, Sabtu (23/6).
Fajar Adhi Putera, Pimpinan Produki PSM menuturkan, dana yang dimiliki PSM saat ini masih sangat kurang dan untuk menutupi kekurangan tersebut PSM mengadakan beberapa kegiatan pendukung untuk menggalang dana. Seperti ngecrek, jualan kue dan gorengan, Hijab Class, Guitar Class, dan mengadakan Mini Konser. “Kalau kita bisa mandiri kita pasti mandiri,” ungkapnya. Rabu (20/6)
Fajar menjelaskan, untuk jualan kue dan gorengan, PSM memberikan modal kepada semua anggota untuk berjualan. “Kami berharap ketika modal itu dikembalikan jumlahnya sudah dua kali lipat, bila perlu lebih,” ujar pria yang akrab dipanggil Prambon ini.
Ia menambahkan, tujuan diselenggarakannya Hijab Class dan Guitar class agar PSM bisa mengumpulkan dana dari hasil pendaftaran para peserta. Sedangkan dari Mini Konser, PSM mengambil untung dari hasil penjualan tiket. “Itu semua kami lakukan untuk ke ITB dan Thailand,” ucapnya.
Kemudian untuk ngamen, PSM menggunakan format paduan suara. Tujuannya tidak hanya mencari sumbangsi orang tapi juga menguji mental anggota baru PSM. “Tidak hanya di kampus, kami juga ngecrek di Senayan,” kata Fajar.
Di samping itu, para personil yang akan mengikuti lomba pun dikenakan biaya sebesar Rp300.000 jika dana yang terkumpul dari beberapa kegiatan pembantu masih kurang. “Itu pun dengan keikhlasan mereka,” ucapnya.
Ia berharap, semoga dana yang dikumpulkan PSM dari berbagai kegiatan bisa mencapai target sebelum festival, dan rektorat bisa mendukung PSM moril maupun materil. “Semoga kami bisa menjuarai festival ini,” angan Fajar.
Deri Satria, anggota baru PSM mengatakan, kegiatan pembantu seperti mengamen sangat seru dan menantang. Baginya, hal tersebut dapat melatih mental di depan banyak orang, dan memberikan pemahaman bagaimana rasanya tidak dihargai ketika ngamen. “Karena tidak dihargai, kita akan mencoba lebih baik,” ungkapnya, Jumat (22/6). (Sayid Muarief)