Gerombolan muda-mudi berjalan rapi menuju bukit di sudut belakang masjid Al-bina,Senayan. Barisan tersebut seakan memiliki magnet untuk menarik perhatian orang yang melihatnya. Barisan tersebut langsung membentuk formasi guna latihan seni berpindah tempat yang tergabung dalam komunitas Parkour Jakarta, Minggu (17/6).
Dengan ramah komunitas ini menyambut INSTITUT untuk berbincang dengan komunitas yang mereka geluti selama lebih dari 5 tahun. Parkour adalah olahraga lompat gedung yang berasal dari negara romantis, Perancis. “Awalnya, perekrutan Parkour Jakarta seperti Multi Level Marketing (MLM) karena kami harus bertemu dan mengajak orang lain untuk bergabung di sini,” ujar salah satu anggota tetap Parkour Jakarta, Achmad Yunan sambil menyeka keringat.
Yunan mengungkapkan, Parkour Jakarta berawal dari sebuah hobi. Seiring jalannya waktu mereka membentuk sebuah komunitas. Akhirnya, terbentuklah Parkour Jakarta yang dikomandoi oleh Adit. Walaupun pada pertemuan awalnya hanya sharing dan latihan fisik.
Sekarang pengikut komunitas ini hampir 100 orang yang terdiri dari 55 orang anggota tetap dan selebihnya anggota biasa. “Hampir setiap pertemuan kami kedatangan anggota baru yang ingin bergabung dengan olahraga seni berpindah tempat ini,” ucap lelaki berkulit sawo matang ini.
Yunan yang sudah lama terjun dalam komunitas ini menjelaskan, bagi masyarakat yang belum mengetahui parkour pasti menganggap olahraga ini berbahaya dan tidak aman. Tapi, bagi Parkour Jakarta, olahraga seperti ini merupakan seni pindah tempat. “Lompat-lompat itu seni karena tidak sembarang lompat dan ada aturannya.”
Mereka semakin gencar memperkenalkan Parkour ke masyarakat luas. Tidak hanya itu, mereka juga ingin mengubah pemikiran masyarakat kalau Parkour olahraga yang mengasyikan, seru, dan punya kepuasan tersendiri.
Titik Susilowati, wanita yang ikut menonton latihan Parkour hari itu berpendapat, “Parkour memang olahraga yang berbahaya, tapi Parkour bisa jadi olahraga yang mengasyikan kalau kita fokus dan serius latihannya,” ungkap wanita berambut panjang ini yang mulai tertarik dengan Parkour.
Dalam Parkour sendiri tidak ada istilah kejuaraan, inilah kelebihan Parkour. Menurut Yunan, Mereka tidak berlomba dengan orang lain. Tapi berlomba pada diri sendiri, untuk melawan rasa takut.
Tidak hanya di Jakarta, ternyata Parkour tersebar di hampir setiap kota di Indonesia. Seperti, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Sumatera, Bandung. Selain kegiatan di dalam kota, Parkour juga sering mengadakan Jaming Nasional, berkumpulnya para praktisi Parkour se-Indonesia.
Di akhir pembicaraan, Yunan mengajak bagi siapapun yang ingin mencicipi olahraga ini untuk segera datang pada Minggu pada pukul 09.00 pagi di Krida Loka, Senayan dengan mengenakan pakaian olahraga. “Kalau mau gabung, langsung datang saja. Tenang, pendaftarannya gratis kok,” paparnyanya mempromosikan Parkour Jakarta. (Nur Azizah)