Jakarta, INSTITUT- Dhika, pendiri komunitas menyambut
kedatangan INSTITUT untuk berbincang tentang komunitas yang mereka geluti.
Berawal dari forum jual beli Kaskus sebagai tempat untuk berdiskusi, pria
bernama asli Andhika Wieland bersama tiga orang temannya: Hery Takbir, Alfin
Hermawan, dan Nauval, membentuk sebuah Komunitas Digivice Indonesia.
Digivice merupakan sebuah alat permainan yang
diadopsi dari film Digital Monster (Digimon) dan salah satu
mainan yang muncul pertama kali pada 1997. Dhika menyampaikan, berawal dari
obrolan santai terkait Digivice sekaligus mencari-cari informasi lewat jejaring
sosial, tercetus sebuah komunitas barang langka dan sedikit orang yang memilikinya.
Komunitas ini dibuat untuk menyatukan para pemilik dan peminat Digivice.
“Awalnya masih ada keraguan untuk membentuk sebuah komunitas
ini, pasti banyak kesulitan untuk menyatukan para peminat yang sudah jarang
memiliki Digivice,” jelas pendiri komuitas yang sudah berdiri 1 tahun lebih
ini.
Komunitas Digivice Indonesia hadir dengan peminat yang mencintai
Digivice dan ingin mengetahui lebih dalam tentang apa itu Digivice, di
komunitas ini tidak semuanya tahu Digivice dan tidak semua anggota punya Digivice.
Anggota Digivice terdiri dari berbagai macam usia. Saat ini anggota Komunitas
Digivice Indonesia mencapai 898 orang. Sebagian besar adalah laki-laki, “Dan
perempuan hanya sekitar 10 orang,” papar Dhika pada Jumat siang lalu, (1/6).
Dhika menambahkan, untuk bergabung dalam grup ini sangat mudah.
Cukup dengan bergabung di Facebook dengan nama Komunitas Digivice Indonesia.
Digivice dapat dibeli dengan harga kisaran Rp300 ribu-Rp3 juta. “Untuk
pembelian Digivice dapat dibeli langsung dari Jepang karena sekarang Indonesia
tidak ada yang memproduksi,” jelasnya.
Salah satu anggota
Komunitas Digivice Indonesia, Ihsan Habiburrahman menuturkan, dengan bergabung
dalam Komunitas Digivice Indonesia jadi punya banyak teman dari berbagai daerah
di Indonesia dan yang terpenting Komunitas Digivice Indonesia sangat cocok
untuk menyalurkan hobinya. (Gita Nawangsari)