UIN Jakarta, INSTITUT- Gerhana bulan parsial terjadi saat sebagian bulan masuk dalam bayangan umbra bumi, akibatnya sebagian bulan tidak akan mendapat sinar matahari. Sedangkan bulan yang terlihat dari UIN pada pukul 20.00 WIB, pada Senin (4/6) bukanlah gerhana bulan parsial, tetapi bekas-bekas bayangan abadi gerhana bulan parsial. Proses gerhana bulan parsial puncaknya terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.
Hal itu dijelaskan oleh pembimbing pengamatan gerhana bulan
parsial, Heppi, dalam acara Kajian Ilmu Falak (KAIFA) yang diadakan oleh
Komisariat Dakwah Fakultas Sains dan Teknologi (KOMDA FST). Acara kajian itu
juga bekerjasama dengan himpunan mahasiswa FST.
Ia mengungkapkan, terhalangnya menyaksikan gerhana bulan parsial,
ditenggarai oleh faktor cuaca yang tertutup awan. “Garis edar bulan
kemiringannya sekitar 5,2 derajat terhadap bumi, akibatnya bulan lebih
sering melintas di atas dan di bawah bayangan bumi dan gerhana tidak terjadi.”
Ucapnya, Senin (4/6).
Ia menambahkan, gerhana bulan bisa terlihat dengan mata. Tetapi,
katanya, gerhana bulan parsial akan lebih jelas terlihat bila menggunakan
teleskop karena lensa dalam teleskop berguna untuk mengumpulkan cahaya yang
masuk, sehingga gerhana parsial itu bisa lebih jelas terlihat.
Acara ini dihadiri lebih dari 80 orang mahasiswa berasal dari
berbagai fakultas. Salah satu panitia Utih Amartiwi menjelaskan, acara tersebut
terbagi kedalam tiga sesi, yaitu seminar astronomi, sholat gerhana, dan
pengamatan gerhana bulan parsial dengan menggunakan teleskop.
“Astronomi merupakan ilmu ke-2 yang tertua di dunia setelah
filsafat dan tidak banyak dilirik banyak orang kecuali di Institut Teknologi
Bandung (ITB), pada jaman Rasulullah dulu saat melihat gerhana terdapat
perasaan takjub dan semakin bertaqwa” ungkap Utih, Senin (4/6).
Salah satu peserta dalam acara, Fathimah
Himmatina, berkomentar acara ini sangat bagus untuknya. “Kalau dulu sebelum
ikut acara kalau ada gerhana bulan ini ya udah fine, engga ada meaningnya,
paling dulu gerhana bulan untuk pelajaran aja,” tutur Ima salah satu peserta,
mahasiswi Agribisnis semester 2. Ima juga menginginkan adanya dukungan dari
para dosen untuk acara-acara seperti ini, hal ini berguna untuk mengaplikasikan
ilmu sains yang dimiliki mahasiswa. (Dewi Maryam)