Berdakwah bisa dilakukan dengan cara apa pun, salah satunya melalui berbusana. Hal tersebut diungkapkan Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Sudarnoto Abdul Hakim. “Syariah menghargai fashion, menghargai keindahan. Kita bisa berdakwah dengan cara-cara baru,” ungkapnya pada pembukaan Talkshow UIN Fashion Fair (UFF) 2012, Jumat (1/6).
Talkshow yang bertemakan “Word, fashion, religion” bertempat di Auditorium Pusat TIK Nasional, Kampus II UIN Jakarta. Acara ini dihadiri Direktur Desain dan Arsitektur Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Popy Savitri, desainer muda Dian Pelangi dan penulis novel Muhammad Assad.
Dian Pelangi mengungkapkan, penampilan berbusana muslim diharapakan dapat memberi inspirasi bagi masyarakat dan menarik minat perempuan untuk berhijab. “Jika kita cinta pada Allah buktikan dengan berhijab” lanjutnya.
Dian mengungkapkan penggunaan berbagai aksesoris untuk mempercantik penampilan tidak masalah, asalkan tetap pada syariah Islam. Baginya berbusana adalah karakter. Tidak harus mengikuti perkembangan mode, yang terpenting sesuai dengan pribadinya. “Meski tertutup tapi masih bisa terlihat cantik, asal jangan berniat untuk mencari perhatian laki-laki,” tuturnya.
Sebagai negara pemeluk Islam terbesar di dunia, Dian menargetkan Indonesia sebagai tolak ukur busana muslim dunia tahun 2020. “Karena negara lain banyak yang kagum dengan busana muslim kita yang berbeda dengan negara Timur,” jelasnya.
Ketua panitia UFF 2012, Qonitah Al-Jundiah, juga yakin Indonesia bisa menjadi kiblat busana muslim dunia. Ia pun optimis UIN Jakarta dapat menjadi panutan busana muslim di Indonesia. “Tentu bisa, terlebih lagi kita mendapat dukungan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” ujarnya.
Berkembangnya busana muslim, menjadikan industri busana muslim semakin diminati. Popy berharap, dengan ini makin banyak lapangan kerja yang terbuka dari industri busana muslim di Indonesia.
Popy pun berjanji akan mendukung perkembangan busana muslim di Indonesia. “Kami (Kementereian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) memfasilitasi para desainer pemula untuk dibantu berinovasi, berkreasi meningkatkan fasilitas building¬-nya,” tuturnya.
Sebagai bentuk dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, popy sering mendatangkan desainer internasional untuk memberikan pembelajaran bagi desainer lokal. Ini diharapkan agar desainer muda Indonesia punya pengalaman lebih banyak. (Karlia Zainul)