Penulis : Bahril Hidayat Lubis
Penerbit : Zikrul Hakim (Anggota IKAPI)
Tebal buku : 160 Halaman, uk. 14 x 20 cm
Cetakan I : Rabiul Akhir 1428 H / Mei 2007
ISBN : 978-979-26-2270-6
Dalam psikologi Barat, mimpi selalu dikaitkan dengan dunia
ketidaksadaran karena mimpi tidak melibatkan pemantauan dan pengendalian diri
sendiri dan lingkungan. Dalam mimpi, individu tidak memiliki kesiagaan terhadap
stimulan eksternal dan internal. Mimpi datang dan pergi begitu saja, tanpa
adanya kreasi dan pengaturan dari pemimpi. Sigmund Freud, misalnya, melihat
mimpi sebagai “via regia,” yaitu jalan utama yang menghantarkan ke arah
ketidaksadaran. Ia merupakan produk psikis yang merupakan konflik-konflik daya
psikis.
Itulah kata pengantar dalam buku Aku Sadar Aku Gila. Buku yang
menjelaskan memoar seorang penderita psikosis yang sembuh melalui mimpi dan
surat Ar-rahman. Dimana psikosis adalah penyakit yang ditandai oleh terpecahnya
kepribadian, halusinasi (persepsi yang keliru), dan delusi (keyakinan yang
keliru).
Bagi sebagian orang, mungkin psikosis adalah gangguan jiwa yang
dialami oleh seseorang yang sulit untuk disembuhkan. Tetapi disini penulis
mengajak kepada para pembaca betapa benarnya kalimah Allah “ Kun Fayakun.”
Allah sungguh kuasa mengubah keburukan menjadi kebaikan. Dalam bukunya penulis
menceritakan, bagaimana dirinya bisa menjadi seorang psikis hingga dapat
tersembuhkan oleh pengalaman spritualnya.
Dalam kisahnya penulis menceritakan.Semasa kecilnya hidup dengan
keadaan berkecukupan. Sampai ia menginjak masa remajanya dan harus mencicipi
kehidupan yang hitam, selalu bergulat dengan narkoba sehingga berefek terhadap
kepribadiannya. Dua hal yang menjadi ciri khasnya yaitu, sangat tempramental
dan agresif.
Suatu ketika ia mengalami kegelisahan, ketakutan,
ketidaktenangan, kemarahan, dan kebencian yang mendalam telah mengakibatkan
perangkat tubuhnya kacau. Itulah di mana penyakit psikosisnya mulai menyerang.
Saat ia diberi kesempatan oleh Haekal sahabatnya untuk
memperbaiki diri di rumahnya, namun ia tetap mengonsumsi alkohol. Itulah di
mana ia mendapatkan mimpi yang aneh. Dalam buku ini penulis menganalogikan
mimpinya dengan air sebagai sumber kehidupan makhluk hidup (manusia) dan ia
telah kehilangan air itu dalam kehidupannya. Setelah ia terbangun dengan tetap
merasa haus. Untuk ketiga kalinya ia menemukan mimpi yang sama, ia sadar telah
mendapat teguran dari Allah Swt.
Dalam bukunya, penulis banyak menyisipkan kata-kata motivasi dan
memberikan pencerahan kepada pembacanya.Tujuannyatak lain adalah menyelamatkan
jiwa kita dari gelombang nafsu, keserakahan, kesombongan, kemunafikan, dan
kefasikan dalam mengarungi samudra spiritual yang teramat luas.
Selain nilai-nilai moral yang terkandung di setiap bab dalam
bukunya. Penulis juga menyadarkan kepada para pembaca, betapa harus
berhati-hatinya kita agar tidak menjatuhkan vonis kepada seseorang berdasarkan
perilakunya di masa lalu.
Buku karya Bahril ini tidak terlalu tebal, bahasanya pun mudah
dimengerti. Di setiap bab selalu disisipkan puisi, mungkin penulis
menganalogikan dengan sesuatu makna yang mudah diserap oleh para pembaca.
Selain itu buku ini berdasarkan ayat suci Alquran.
Buku ini sangat cocok untuk semua kalangan,
agar semua orang mengerti bahwa mimpinya itu benar dan baik, tergantung
bagaimana seseorang itu senantiasa menjaga perilaku yang berakhlak baik,
berusaha menjaga wudhu, berusaha istiqamah mempertahankan taubat, dan tidak
pernah lupa berzikir.(Nurlaela)